Friday 28 October 2016

Viral !! Imbas Pisah Ranjang Pada Pernikahan, Fakta!

Apa yang kau lakukan saat pasangan mengorok dan mengganggu tidur? Atau, saat si Kecil merajuk minta temani tidur di kamarnya. "Pisah ranjang" mungkin menjadi satu cara yang dapat diambil. Tapi, apa pengaruh pisah ranjang pada pernikahan?

"Duh, paling sebel, deh, jikalau suamiku tidur, niscaya aja mengorok. Mana bunyi ngoroknya kenceng banget. Terpaksa saya suruh ia tidur di sofa aja, biar enggak menganggu tidurku," papar Sinta setengah merengut pada temannya.

Tina yang duduk di sebelahnya mengerinyitkan alisnya sambil berkata. "Eh, tapi jangan lama-lama Sin, bisa-bisa nanti suamimu lebih betah di sofa daripada di kawasan tidur. Ha ha ha," kata Tina sambil tertawa panjang.

"Enggak jugalah. Buktinya kami tetap mesra, kok. Pisah ranjang, kan, bukan berarti kami sedang musuhan. Itu, jikalau pas ia tidur aja, sebelumnya beda lagi, dong," tandas sinta sambil tersenyum penuh arti.

 Apa yang kau lakukan saat pasangan mengorok dan mengganggu tidur Viral !! Pengaruh Pisah Ranjang pada Pernikahan, FAKTA!
Image by liputan6.com
Memang betul apa yang dikatakan Sinta. "Pisah ranjang" tidak selalu berarti negatif bagi sebuah pernikahan. Jika seseorang tidak merasa nyaman tidur dengan pasangannya mendengkur dengan keras dan jadi sulit tidur, sehingga menciptakan mood tidak baik, maka tidak tidur di kawasan tidur yang sama akan menjadi lebih baik. Kaprikornus dilihat dulu konteks pisah ranjang yang menyerupai apa dulu.

Menurut penelitian yang dilakukan National Stop Snoring Week, 41% laki-laki pendengkur secara tidak sadar terbukti mengganggu kenyamanan istirahat orang yang tidur di sebelahnya, yang tak lain istri.

Hasilnya, lebih dari 25% pasangan mengaku harus meninggalkan sang suami tidur sendiri dan beralih ke kamar lain semoga dapat tidur nyenyak. Sebanyak 27% pasangan merasa kesal, 21% merasa kelelahan, dan 16% mengaku kurang tidur. Jadi, tak hanya suami yang "diusir" harus tidur di sofa. ternyata istri pun mampu meninggalkan kawasan tidur entah itu menentukan tidur bersama anak, atau pindah ke kamar lain.
Dampak Positif

"Pisah ranjang" sementara ini pun diperlukan menciptakan pasangan yang mempunyai problem menjadi saling merindukan satu sama lain, alasannya yakni biasanya tidur bersama. Bisa saja tidak dapat tidur bersama alasannya yakni tidak nyaman dengan pasangannya, misal dalam hal kebiasaan tidur atau kesehatan.

Namun, meski boleh-boleh saja dilakukan oleh pasangan, asal keduanya di awal sudah sepekat bahwa 'perpisahan' ini hanya untuk sementara dengan tujuan menenangkan emosi. Jangan hingga melakukannya atas dasar emosi kemarahan terhadap pasangan tanpa ada impian memperbaiki masalah. Atau yang lebih parah lagi, masalahnya, problem sudah terlalu rumit sehingga pasangan tidak mau tidur bersama lagi.

Seks Terganggu?

Tidak ada peraturan bagaimana seharusnya pasangan menjalin kekerabatan mesra. Tapi, tentu saja tidur bersama menciptakan kekerabatan menjadi lebih hangat. Karena dapat berkomunikasi sebelum tidur, meningkatkan gairah, sekaligus meningkatkan rasa nyaman.

Namun, apabila pasangan sedang bermasalah dan memerlukan waktu untuk menjauh sebentar dari pasangannya sehingga harus pisah ranjang pun tidak perlu khawatir, asal keduanya sepekat hal ini sementara dan untuk memperbaiki hubungan.

Lantas, bagaimana soal kekerabatan seksual pasangan? Yang jelas, meski pisah ranjang menyerupai yang dialami Sinta tadi, kekerabatan seksual sebaiknya tidak terganggu. Karena kekerabatan menyerupai itu dapat menciptakan kalian lebih bersemangat, alasannya yakni saling rindu. Intinya bukan soal berapa kali dalam seminggu melaksanakan kekerabatan seksual, tapi lakukan saat pasangan sama-sama menginginkannya, tanpa ada yang merasa terpaksa atau dipaksa.