Adakalanya ketika bawah umur berusia 2-5 tahun menjadi suka melawan dan keras kepala ini. Fase tersebut ialah hal yang alami dan bisa kita bilang itu merupakan masa pertumbuhan kejiwaan si anak. Terkadang anak keukueh dengan impian atau pendapat pribadinya. Padahal orangtua tak oke dengan hal itu. Bagaimana cara hadapi anak keras kepala tanpa paksaan?
1. Anak berkemauan keras ialah pembelajar melalui pengalaman
Sebagai contoh, untuk mempercayai bahwa kompor itu panas maka ia perlu mendekati kompor semoga sanggup mencicipi sensasi panas di sekitar alat tersebut. Maka lebih efektif untuk membiarkan ia berguru melalui pengalaman, daripada kita mengontrolnya. Hal ini seringkali menguji batas kesabaran kita, namun pahamilah bahwa begitulah cara ia belajar.
2. Anak berkemauan keras ingin penguasaan lebih dari apa pun
Biarkan beliau mengambil alih kegiatannya sendiri sebanyak mungkin. Hindari terlalu banyak menyuruhnya, akan tetapi kita bisa mengingatkannya.
3. Berikan pilihan pada anak
Image by tribunnews |
Jika kau menunjukkan perintah, ia akan hampir niscaya menolak. Sedangkan kalau kita menunjukkan pilihan maka anak lebih bahagia berkerja sama. Ia merasa bisa mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas pilihannya.
4. Beri mereka kebebasan akan dirinya sendiri
Bisa kita ambil pola menyerupai ini, anak tidak mau menggunakan jaket. Kita bisa memberikannya kemungkinan, contohnya mengatakan, "Kalau nanti hujan dan kau tidak menggunakan jaket, kira-kira apa yang akan terjadi? Kalau nanti kau kehujanan, kira-kira sakit atau tidak?"
5. Jangan memaksa anak walau ia tidak mau mengikuti aba-aba kita
Hal tersebut hanya menciptakan anak menentang orangtua. Orangtua mempunyai peluang besar untuk memenangkan perdebatan, hanya saja hal tersebut akan merusak kekerabatan anak dan kamu. Tenangkan diri kau kemudian tarik napas dalam-dalam, selanjutnya berikan anak klarifikasi dengan cara komunikasi yang baik.
- Baca Juga: Anak Keras Kepala Masa Depannya Cerah, lho!
- Baca Juga: Kenali Sifat-sifat Pada Anak Sulung
Kebutuhan anak bergotong-royong tidak banyak. Ia menginginkan perhatian dan kasih sayang kau sebagai orangtua. Kasih sayanglah yang bisa meminimalisasi kebutuhan anak pada sesuatu hal yang bersifat "materi".
7. Memilih waktu yang sempurna untuk menasihati anak
Pentingnya menentukan waktu yang sempurna untuk menasehati anak, dimana ia tidak merasa terpaksa untuk mendengarkan pesan moral yang disampaikan orangtua. Disini orangtua harus cerdik membaca situasi dan abjad anak, kira-kira pada ketika kapan anak bisa diajak bicara dan menjadi pendengar yang baik.
8. Berikan akomodasi media untuk menyalutkan kegemaran anak
Semua anak mempunyai minat atau kemampuan yang berbeda. Para orangtua diwajibkan untuk bisa peka dalam mengerti soal ini. Jangalah ada paksaan dalam minat orangtua kepada anak. Nah, akan lebih baiknya kau menyalurkan minat dan potensi anak.
Jika kau bisa menyalurkan apa yang menjadi hobinya, anak senantiasa akan terus bergerak dan sisa energinya akan tersalurkan kepada hal-hal yang positif. Hal tersebut bisa menciptakan anak terhindar dari keadaan bosan, gampang marah, duka dan sebagainya.
Yang jelas, perilaku keras kepala tidak akan menghilang dengan sendirinya. Namun, sebagai orangtua perlu adanya aba-aba dan didikan untuk anak. Peran pola asuh sangat penting demi membentuk abjad anak. Orangtua perlu menunjukkan pola yang baik kepada sang buah hati untuk terbuka terhadap kritik dan masukan dari orang lain. Alhasil, ia pun sanggup menggandakan perilaku orangtua untuk terbuka terhadap aba-aba dan saran dari oranglain.
Bila tidak dihadapi dengan baik, tentu anak akan tumbuh sebagai seorang yang bandel dan sulit diatur. Ia akan melaksanakan hal-hal yang diinginkan tanpa pikir panjang sehingga sanggup merugikan diri sendiri maupun orang lain.