Seorang debt collector bertubuh hitam legam tampak menundukkan wajahnya sambil sesekali menangis dan bersimpuh kedua tangannya biar Polisi Militer di depannya tak lagi memukul dan menghajarnya. Peristiwa ini memang tidak diketahui dimana lokasi dan nama sebetulnya dari PM maupun Debt collector itu.
Berawal dari sebuah rekaman video youtube akun gosip kece yang mengatakan terperinci ketika debt collector tersebut nangis dihajar pak polisi militer dari Tentara Nasional Indonesia AD. Keterangan singkat menyatakan bahwa laki-laki yang berprofesi sebagai deb collector motor itu diketahui merampas paksa motor seorang nasabah yang belum bisa membayar cicilan kredit motornya.
Nasabah kredit motor tersebut lantas murka dan tak terima alasannya yaitu beliau ada urusan mendesak sang istri akan segera melahirkan. Namun rupanya debt collector atau penagih hutang itu tidak bisa terima, beliau masih tetap saja mengambil paksa motor kreditannya. Tidak diketahui apakah sebelumnya sempat terjadi baku hantam, namun nasabah itu tampak murka sampai memancing keramaian publik. Lihat juga Heboh Video Polwan Hajar Pria Pengendara Motor di Singkawang
Tiba-tiba tiba juga seorang Tentara Nasional Indonesia Polisi Militer yang menghardik murka alasannya yaitu beliau kesal dengan perbuatan debt collector itu. Sempat beliau menasehati bila memang ingin mengambil motor nasabahnya sebaiknya dilakukan di rumah bukan di tengah jalan, terlebih nasabah itu sedang menghadapi hambatan alasannya yaitu istrinya akan melahirkan. Entah tanggapan si debt collector itu ngeyel atau apa, sampai menciptakan petugas PM ikutan marah. Ia pun sempat melayangkan beberapa pukulan (tamparan).
Dan beberapa kali berkata untuk mengembalikan motor itu kepada pemiliknya. Nanti sesudah istrinya tamat melahirkan, bisa diselesaikan secara baik-baik dirumah antara mereka berdua dan bukan ditengah jalan raya ibarat ini. Tampak terperinci di dahi sang Debt collector tersebut terluka dan mengeluarkan darah. Tidak tahu apa itu gara-gara pukulan si petugas PM atau dari masyarakat lain sebelumnya.